YAKIN! Jembatan Penghubung Realita menuju Dream

cropped-mata-kata5.jpgBila Anda punya impian, meski itu sesulit apapun

Pertama, milikilah keyakinan

Walau Anda merasa banyak tekanan menghadang  untuk mewujudkan impian

Pertama, peganglah keyakinan

Andaipun pada saat ini, Anda tidak tahu cara mencapainya

Pertama, terus yakinlah

Sebab pada mulanya ; keyakinan sudah membawa Anda ke Impian itu…

Re-Programming:  Jurus Dewa Pengubah Nasib Manusianya Sendiri

gaya-soekarno.jpg………bahkan tanpa disadari kita telah diprogram oleh pihak lain, atas jalan hidup kita sendiri?

Lha wong iya tho? Kita makan 3 kali tanpa menyadari kenapa mesthi 3 kali tidak 2 kali atau bahkan 5 kali. Mengapa kita masuk jurusan SOS bukan IPA?, mengapa kita kalau berdoa mesthi menghadap utara bukannya timur di mana matahari terbit? Mengapa kalau kita hidup meshti kaya raya atau sebaliknya hidup secukupnya saja agar tidak tamak, lha khan asyiiik bila mampu kaya raya tapi tanpa tamak dan melekati kekayaaan tsb khan? Hehehe…

Ya inilah yang dinamakan pengkondisian [baca: pemrograman oleh lingkungan]. Kita sudah hidup dari kecil dengan pengkondisian-pengkondisian semacam ini oleh orang tua, oleh system nilai masyarakat dimana kita hidup, oleh Guru-guru, oleh Pak Ustadz, Pak Pendeta, Romo, Bhiksu… Trus, apa yang salah, donk? Sebenarnya tidak ada yang salah dan benar, yang ada adalah mana yang bermanfaat, memberdayakan, atau mana yang tidak bermanfaat atau memperdaya.

Pengajaran [baca: pemrograman] kehidupan memang demikian adanya, turun temurun, berdasarkan kajian dan pengalaman oleh para tetua dalam hidup kita tentu dalam konteks apa yang tumbuh dan terjadi di masa lalu. Nah, dalam konteks hidup kekinian dimana cara hidup, lingkungan hidup, sumber-sumber ekonomi penghidupan makin terbatas, dengan sarana teknologi yang sungguh berubah pesat, mana yang laik kita re-programming (baca: pemrograman baru) agar sesuai dengan outcome kita dalam meraih cita-cita kehidupan agar hidup kita bernilai tambah?

Misalnya saja, pengalaman pribadi saya yang awal nya memprogram diri bekerja dibidang yang sifatnya Human Interest (baca: Human Resource Development). Sejak semula ini adalah pilihan hidup saya, tentu dengan saya mempelajari background Bapak saya adalah Pegawai di Fakultas Kedokteran UGM Jogjakarta, serta Ibu yang adalah seluruh hidupnya dicurahkan menjadi Guru Sekolah Dasar Patalan sebuah Desa di Kabupaten Bantul. Beliau berdua sangat berdekatan dengan pekerjaan sebagai Pendidik di institusi Pendidikan. Darah pendidikan inilah Lanjutkan membaca “Re-Programming:  Jurus Dewa Pengubah Nasib Manusianya Sendiri”